Titrasi Permanganometri




 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penetapan kadar tanin menggunakan metode permanganometri karena senyawa tanin mudah dioksidasi oleh permanganat. Dalam metode ini, larutan permanganat digunakan sebagai agen pengoksidasi untuk menentukan kadar tanin dalam suatu sampel.

      Permanganometri adalah metode titrasi yang digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa yang dapat dioksidasi oleh larutan permanganat. Metode ini sering digunakan untuk analisis senyawa organik seperti tanin, fenol, dan aldehid.

      Sedangkan untuk penetapan kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan antioksidan, metode yang digunakan mungkin berbeda tergantung pada sifat kimia senyawa tersebut. Metode pembakuan larutan untuk penetapan kadar juga dapat bervariasi tergantung pada tujuan analisis dan kebutuhan akurasi.

      Penentuan kadar COD misalnya, sering menggunakan metode titrasi iodometri, spektrofotometri UV-vis atau metode potensiometri. Sedangkan untuk penetapan kadar antioksidan, dapat menggunakan metode DPPH, ABTS, FRAP, atau ORAC.

      Dalam pembakuan larutan untuk penetapan kadar, biasanya dilakukan untuk menjamin keakuratan dan reproduktibilitas hasil analisis. Pembakuan larutan dapat dilakukan dengan menggunakan standar kimia atau zat referensi dengan konsentrasi yang diketahui secara pasti.

      Hapus
  2. Kenapa penetapan kadar Tanin perlu dilakukan secara Permanganometri? Sedangkan pada penetapan Kadar lain seperti COD dan Antioksidan tidak dipaparkan atau dilakukan dengan rinci pembakuan larutan untuk penetapan kadar?

    Saya membandingkan dan mengutip dari bagian penjelasan metode kerja jurnal berikut:

    https://drive.google.com/file/d/1ad9uSzJXZ9VD2Otz0Rc7Ekd1eSfUreMa/view?usp=drivesdk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penetapan kadar tanin menggunakan metode permanganometri karena senyawa tanin mudah dioksidasi oleh permanganat. Dalam metode ini, larutan permanganat digunakan sebagai agen pengoksidasi untuk menentukan kadar tanin dalam suatu sampel.

      Permanganometri adalah metode titrasi yang digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa yang dapat dioksidasi oleh larutan permanganat. Metode ini sering digunakan untuk analisis senyawa organik seperti tanin, fenol, dan aldehid.

      Sedangkan untuk penetapan kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan antioksidan, metode yang digunakan mungkin berbeda tergantung pada sifat kimia senyawa tersebut. Metode pembakuan larutan untuk penetapan kadar juga dapat bervariasi tergantung pada tujuan analisis dan kebutuhan akurasi.

      Penentuan kadar COD misalnya, sering menggunakan metode titrasi iodometri, spektrofotometri UV-vis atau metode potensiometri. Sedangkan untuk penetapan kadar antioksidan, dapat menggunakan metode DPPH, ABTS, FRAP, atau ORAC.

      Dalam pembakuan larutan untuk penetapan kadar, biasanya dilakukan untuk menjamin keakuratan dan reproduktibilitas hasil analisis. Pembakuan larutan dapat dilakukan dengan menggunakan standar kimia atau zat referensi dengan konsentrasi yang diketahui secara pasti.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Dari yang dijelaskan anda pada video mengenai penedapan kadar tanin pada bunga telang terdapat dua metode yaitu Permanganometri dan Spektrofotometri, pada titrasi permanganometri bahwa titik akhir dari titrasi ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi kuning emas. Sedangkan jurnal yang saya temukan bahwa penggunaan spektofotometri UV VIS menghasilkan warna biru yang dapat menyerap sinar pada daerah panjang gelombang ultraviolet visibel. Pertanyaan saya mengapa hasil dari penetapan kadar tanin pada warna dari biru menjadi kuning emas tetapi pada penggunaan spektrofotometri UV Vis menghasilkan warna biru saja? Mengapa setiap pereaksi yang digunakan setiap metode berbeda? Apa yang terjadi jika pereaksi pada penggunaan spektrofotometri UV Vis digunakan dalam Titrasi Permanganometri?

    BalasHapus
  6. Pada video dijelaskan bahwa rata-rata kadar tanin yang didapatkan adalah 13,86% dari 3 kali replikasi. Pertanyaan saya adalah mengapa dibutuhkan 3 kali replikasi pada penentuan kadar tanin dengan menggunakan metode titrasi permanganometri ini?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aspek Fisikokimia Obat